Selasa, 29 November 2011

Makalah Kepemimpinan

BAB  I
   PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam perjalanan sejarah  umat manusia kita mengenal banyak pemimpin besar yang diakui di dunia : Manes yang menyatukan Mesir pada sekitar tahun 3000 SM; Musa yang memimpin eksodus besar – besaran dari Mesir pada tahun 1500 SM  dan Barack Obama yang menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang berkulit hitam yang terpilih di tahun 2009.
            Terminologi ‘pemimpin’ bukanlah sekedar pemimpin dalam arti memimpin suatu kegiatan,pemipin rumah tangga atau pemipin rapat, melainkan pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, memimpin sebuah komunitas, dan berhasil melakukan perbuatan besar.
            Kepemimpinan juga tidak dapat terlepas dari sifat alami manusia yang memiliki motivasi. Ada pemimpin yang memiliki motivasi kekuasaan, pemberontak, dan kesempatan. Pemimpin adalah person atau orang, sedangkan kepemimpinan adalah spirit atau semangat. Seorang manusia dengan jiwa kepemimpian memiliki peluang untuk menjadi seorang pemimpin. Namun, seseorang tanpa semangat kepemimpinan mungkin saja menjadi pemimpin karena suatu kondisi yang terpaksa.
            Penulis menyadari bahwa tidak ada satu hal yang sempurna. Dalam proses penyusunan buku ini, mungkin terdapat banyak kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja.Penulis berharap, melalui buku in, para pembaca mendapat wawasan umum tentang kepemimpinan seta banyak contoh model kepemimpinan. Setelah mendapat ide, pembaca diharapkan mampu mengembangkan diri untuk siap menjadi pemimpin masa depan.


I.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan,permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sbb:
·        Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?
·        Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?
·        Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?
·        Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?
·        Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?
I.3 TUJUAN PENULISAN
Makalah ini adalah pengantar tentang kepemimpinan yang disusun secara sistematis untuk para professional muda, sarjana, dan mahasiswa perguruan tinggi.Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca mengenal lebih dalam tentang hakikat kepemimpinan dan fungsinya. Sehingga pembaca bisa mendapatkan inspirasi untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
I.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan. . Penulis banyak menggunakan buku – buku dan teori yang berkaitan dengan kepemimpinan sebagai bahan refrensi
I.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang lingkup hanya membahas tentang kepemimpinan dan sifat-sifat yang haris dimiliki untuk menjadi pemimpin yang baik serta hubungan dengan kearifan lokal.


.BAB II
PEMBAHASAN
II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan memiliki arti luas yaitu meliputi ilmu tentang kepemimpinan, tekhnik kepemipinan, serta sejarah kepemimpinan.
            Didalam bahasa Indonesia kata ‘pemimpin’ mempunyai banyak arti, misalnya pimpinan, ketua, atau komandan, namuun, di dalam ‘leadrship’ harus diartikan sebagai seseorang yang memimpin sebuah organisasi atau institusi dan terlibat di dalamnya.
Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Dari begitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkan bahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.


II.2 TEORI KEPEMIMPINAN
Banyak teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh para pemikir untuk diperkenalkan pada kalangan akademisi dan manajemen.
Berikut ini adalah beberapa teori kepemimpinan yang terkenal:
1.      Situational Approach (Pendekatan Situasional)
2.      Contingency Theory (Teori kontingensi)
3.      Path Goal Theory (Teori Sarana-Tujuan)
4.      Leader-Member Exchange Theory (Teori Pertukaran Pemimpin-Pengikut)
5.      Team Leadership Theory (Teori Kepemimpinan Tim)
Kelima tersebut hanyalah sebagian dari banyak contoh teori yang ada. Keseluruhan teori tersebut membahas dan mempelajari hubungan antara pemimpin dan pengikut di dalam suatu organisasi.

1.      Situational Approach
Situational Approach merupakan sebuah pendekatan kepemimpiman yang dicetuskan oleh Hersey dan Blanchard (1969) yang didasarkan pada teori manajemen 3-D oleh Reddin (1967).
Para professional sering mengartikan Situational Approach sebagai “manajemen yang berdasarkan situasi”.
Situational Approach berfokus pada 2 situasi yang dimiliki oleh para pengikut dari seorang pemimpin, yaitu:
·        Kompetensi
Seorang pengikut dianggap memiliki kompetensi yang tinggi apabila ia dpat menyelesaikam tugas yang diberikan sesuai dengan ekspektasi pemimpin, atau bahkan bisa melebihi harapan pemimpinnya.
·        Komitmen
Seorang pengikut dianggpa memiliki komitmen yang tinggi apabila memiliki daya juang yang kuat untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.. Sebaliknya ia akan dinilai berkomitmen rendah apabila ia tidak dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya.
2.      Contingency Theory
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Garcia (1954). Teori ini difokuskan pada gaya kepemimpinan dan situasi yang menjadi kerangka kerjanya. Gaya kepemimpinan pda teori kontingensi mengacu pada 2 motivasi, yaitu:
·        Task Motivation (motivasi yang mengacu pda tugas)
Pemimpin mengacu pada tugas dan hasil yang dicapainya.
·        Relationship Motivation ( motivasi yang mengacu pada relasi)
Pemimpin mengacu pada usaha untuk membangun relasi dengan pengikut-pengikutnya.
            Teori ini memperluas pemahaman kita tentang kepemimpinan dimana ada pengaruh situasi terhadap pemimpin serta memberikan prediksi dan informasi mengenai gaya kepemimpinan yang efektif dalam konteks tertentu. Hal ini menguntungkan karena teri ini tidak menuntut pemimpin untuk bertindak secara efektif dalam setiap situasi, disamping itu, teori ini juga menyediakan data-data gaya kepemimpinan yang dapat berguna bagi organisasi dalam mengembangkan profil kepemimpinan
Kelemahan teori ini adalah kurang penjelasan mengapa seorang dengan gaya kepemimpinan tertentu bisa bertindak secara efektif dalam beberapa situasi daripada yang lainnya.

3.      Path Goal Theory
Teori ini diterjemahkan sebagai teori Sarana-Tujuan, yaitu teori yang menjelaskan bagaiman pemimpim memotivasi bawahannya untuk mencapai tujuan yang ditetepkan organisasi. Teori ini memberikan pilihan gaya kepemimpinan terbaik yang dibutuhkan oleh para pemimpin bawahan dan pekerjaannya.
Ada beberapa pendekatan gaya didalam teori sarana-tujauan, yaitu:
·        Gaya Direktif
Pemimpin memberikan instruksi yang jelas tentang tugasnya, serta apa yang diharapkan untuk dikerjakan oleh pengikut.
·        Gaya Suportif
Pemimpin menganggap pengikut sebagai pribadi yang stara dan dihargai sebagai rekan kerja.
·        Gaya partisipasif
Pemimpin mengajak pengikut untuk memberikan partisipasi, ide, dan opini tentang bagaimana menggunakan sarana untuk mencapai tujuan.
·        Kepemimpinan yang beorientasi pada Hasil
Pemimpin member tantangan kepada pengikut dengan standar pekerjaan yang tinggi, serta melakukan perbaikan terus-menerus.
Teori ini menunjukkan kerangka kerja untuk memahami bermacam-macam perilaku kepemimpinan. Pemimpin menekankan pentingnya menolong pengikut-pengikutnya dalam mengatasi hambatan dan memberikan alternative jalan keluar.
Kelemahan teori ini adalah masih banyak hal-hal yang dianggap kompleks.

4.      Leader-Member Exchange Theory
Teori ini dterjemahkan sebagai Teori Pertukaran  Pemimpin- pengikut, dan pertama kali dicetuskan oleh Dansereau, Green, dan Haga (1975)
Teori kepemimpinan ini menjelaskan bahwa apa yang dimiliki oleh seorang pemimpin dan pengikut dipertukarkan sebagai hal yang saling menguntungkan,
Di dalam LMX Theory, kualitas relasi anatara pemimpin dan pengikut yang saking erat digambarkan sebagai rekan. Pemimipin dan pengikut bekerja bersama-sama dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya serta mengarah pda tujuan yang sama.
Kelemahan dari kepemimpinan ini adalah adanya diskriminasi perhatian pengikut yang berbeda dalam kelompol dam brada dil uar kelompok.
5.      Team Leadership Theory
Sebuah tim beranggotakan banyak anggota yang independen. Mereka memilki sebuah kemauan dan kemampuan yang berbeda-beda, bergantung antara satu dengan yang lainnya, memiliki satu tujuan yang sana, dan saling mengkoordinasi aktifitas mereka untuk meraih tujuan.
Untuk memimpin sebuah organisasi seorang pemimpin haruslah memenuhi criteria atau cirri-ciri sebagai berikut:
·        Mampu bersikap obyektif.
·        Mampu mendiagnosis masalah-masalah tim secar akurat.
·        Memiliki kapabilitas (skillful) dalam melakukan tindakan yang tepat.
·        Mampu menolong tim untuk mencapai tujuannya.
·        Dalam kaitannya dengan hasil, kepemimpinan tim haruslah:
§         Bersifat praktis, di samping fungsional fan juga kompleks.
§         Fokus kepada kebutuhan dan hasil tim.
§         Fokus pada apa yang menjadikan tim lebih efektif dan unggul


II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI
Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikan kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh – sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.
A. Karakter Kepemimpinan
Hati Yang Melayani
Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorang pemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yang dipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yang mengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidak memiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dan dijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yang dilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.
Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, ada sejumlah ciri –ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun golongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun dan mengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyak pemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders Around You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepada mereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentuk kepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian da harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas ( accountable ) . Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
B. Metode Kepemimpinan
Kepala Yang Melayani
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati atau karakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitu karakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi pimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah para pemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.
Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
v Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya.
C. Perilaku Kepemimpinan
Tangan Yang Melayani
Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan, tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorang pemimpin, yaitu :
Ø      Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yang sejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuk senantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan, dikatakan, dan diperbuatnya.
Ø      Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengan sekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuran adalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapun yang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapi melayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan atau relasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan dengan status dan kekuasaan semata.
Ø      Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan (recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayani Tuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer (doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).
Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchard yang sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yang dialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar, penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the Ultimate Intelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalah kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan Kate Luderman, menunjukkan pemimpin – pemimpin yang berhasil membawa perusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yang memiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang –orang yang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendah hati, mampu memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalu mengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagi orang lain.
II.4 KEPEMIMPINAN SEJATI

Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya.
Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri,
namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang
dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan: Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.
II.5 KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL
Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanya dengan pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan berkenaan dengan penyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,
Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuh kedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yang dihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yang dipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.
Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalah tidaklah boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslah diselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akan mampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.
Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat, setiap masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan local masyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di alami masyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadi banjir di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu hal ini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah segera ditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya, diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakan tidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat dengan membuat gorong – gorong bisa menurunkan debit air yang meluber ke jalan.
                                                                             













BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside out).
III.2 SARAN
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.


Buku    : Leadership untuk Profesional dan Mahasiswa
penulis  :Tikno Lensufiie